RINGKASAN


oleh:


Okvina Nur Alvita


Esti Rohimah


 


Indonesia memiliki khazanah budaya berbeda-beda dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan budaya tersebut merupakan salah satu warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang harus selalu dijaga kelestariannya. Keragaman budaya di setiap daerah juga dapat dikembangkan sebagai wisata budaya, untuk menarik wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia. Namun ironisnya, saat ini minat generasi muda untuk mempelajari budaya Indonesia masih rendah. Fenomena tersebut salah satunya dapat dibuktikan dengan lebih familiarnya mereka kepada “Detective Conan”, “Shinchan”, “Doraemon”, “Batman and Robin”, “Spiderman” dan sebagainya, daripada cerita-cerita rakyat yang ada di Indonesia. Apabila permasalahan ini tidak segera diatasi maka, bukan tidak mungkin bangsa Indonesia akan kehilangan jati dirinya di masa yang akan datang. Oleh sebab itu, adanya degradasi minat generasi muda dalam mempelajari budaya Indonesia harus segera dicari jalan keluarnya. Salah satu solusi yang dapat ditempuh adalah dengan memperkenalkan budaya Indonesia pada anak sejak usia dini melalui cerita rakyat bergambar.


Berdasarkan uraian di atas maka tujuan pembuatan karya tulis berjudul “Revitalisasi Khazanah Budaya Indonesia melalui Cerita Rakyat Bergambar bagi Anak Usia Prasekolah” adalah: (1) mengetahui kodisi budaya dan kesenian di Indonesia; (2) mengetahui karakteristik anak usia prasekolah; (3) mengetahui pengaruh cerita bergambar terhadap perkembangan anak usia prasekolah; (4) mengetahui pengaruh cerita rakyat sebagai budaya Indonesia terhadap perkembangan anak usia prasekolah; (5) merumuskan lebih lanjut program revitalisasi budaya Indonesia melalui cerita rakyat bergambar kepada anak usia prasekolah. Analisis dalam penulisan karya tulis ini dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu: (1) penggalian ide; (2) perumusan masalah; (3) pengumpulan informasi; (4) pengolahan informasi; (5) pengambilan kesimpulan dan saran.


Menumbuhkan minat generasi muda dalam mempelajari kebudayaan Indonesia harus dimulai pada anak sejak usia dini, khususnya saat usia prasekolah, karena usia ini merupakan the golden age pada anak. Disebut the golden age karena berdasarkan teori Psikososial Erikson, anak usia prasekolah sedang mengembangkan “inisiatif versus perasaan bersalah”. Inisiatif yang sedang dikembangkan oleh anak prasekolah mendorong rasa keingintahuannya apabila ia diperkenalkan pada sesuatu yang baru. Dampak dari keingintahuan dan ketertarikan anak dalam mempelajari kebudayaan, bila telah ditumbuhkan sejak kecil akan berlanjut hingga dewasa.


Salah satu alternatif dalam memperkenalkan budaya Indonesia pada anak usia prasekolah adalah melalui cerita rakyat bergambar. Cerita rakyat yang memuat nilai-nilai kebudayaan asli Indonesia yang dimodifikasi dalam bentuk buku cerita bergambar yang menarik dapat mempengaruhi pertumbuhan imajinasi dan cara berpikir anak. Wahyuning, et.al. (2003) menyebutkan bahwa dalam pertumbuhan berfikir anak, visual mempunyai kemampuan stimuli yang cukup tinggi. Dari kemampuan ini, anak pun mempunyai kemampuan mengingat semua yang pernah dilihat dan bahkan membawanya ke alam bawah sadar.


Cerita rakyat bergambar untuk anak usia prasekolah yang merupakan the golden age dapat dikategorikan menjadi dua jenis berdasarkan cara anak menggunakannya. Pertama, untuk anak prasekolah yang belum dapat membaca. Bagi anak usia prasekolah yang belum dapat membaca, cara yang dapat dilakukan adalah dengan menceritakan kepadanya. Bananta (2003) mengatakan bahwa salah satu cara untuk memperkenalkan budaya pada anak dapat dilakukan melalui cerita yang dapat dilakukan oleh orang tua, guru, dan lain sebagainya. Masa prasekolah adalah masa keemasan anak, karena pada masa itu anak akan mengeksplorasi dan senantiasa mengingat apa yang ia dengar. Kedua, untuk anak prasekolah yang sudah dapat membaca. Bahasa sederhana dan gambar menarik akan membuat anak mudah tertarik. Cerita rakyat bergambar, dalam terobosan ini adalah cerita bergambar yang menampilkan sedikit cerita dalam setiap halaman dan dilengkapi dengan gambar penuh dalam setiap halaman. Selain itu cerita rakyat bergambar ini juga dilengkapi dengan pesan moral yang tersurat langsung dalam cerita tersebut. Dengan demikian anak akan mudah memahami apa yang terdapat dalam cerita tersebut. Sehingga nilai dan moral luhur yang merupakan budaya dasar Indonesia yang terdapat dalam cerita rakyat tersebut tertanam dalam diri anak sejak usia dini. Hal ini dapat menjadi modal utama dalam membangun sumber daya manusia untuk pembangunan berkelanjutan.


Kesenian dan kebudayaan merupakan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Kesenian dapat menjadi wadah untuk mempertahankan identitas budaya Indonesia. Faktanya, sekarang ini identitas budaya Indonesia sudah mulai memudar karena arus global. Sehingga kondisi yang mengkhawatirkan ini perlu segera diselamatkan. Pembangunan sumber daya manusia dan peningkatan daya saing bangsa dapat dilakukan dengan menanamkan norma dan nilai luhur budaya Indonesia melalui cerita rakyat bergambar. Hal ini ditujukan untuk mengangkat kembali identitas bangsa Indonesia melalui sosialisasi nilai budaya yang terkandung dalam cerita rakyat Indonesia, yang ditanamkan kepada anak sejak usia prasekolah.


Periode prasekolah merupakan masa pembentukan karakter dan kepribadian anak. Kemampuannya merekam informasi akan tetap membekas jika disampaikan dengan metode yang menyenangkan. Oleh karena itu, revitalisasi khazanah budaya Indonesia melalui cerita rakyat bergambar bagi anak usia prasekolah merupakan hal penting untuk dilaksanakan.


Saran yang dapat disampaikan dari pembahasan revitalisasi budaya Indonesia melalui cerita rakyat bergambar bagi anak usia prasekolah antara lain: penulis cerita rakyat bergambar untuk anak hendaknya lebih kreatif dalam menampilkan cerita bergambar. Selain itu penyampaian pendidikan yang menyenangkan hendaknya selalu diperhatikan, baik untuk guru maupun orang tua. Dalam konteks ini kerja sama menjadi kunci penting yang perlu dilakukan semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.